Minggu, 25 Mei 2014

Zhanna dan Saudara-saudaranya

ظَنَّ وَأَخَوَاتُهَا

Zhanna dan Saudara-saudaranya

وَأَمَّا ظَنَنْتُ وَأَخَوَاتُهَا فَإِنَّهَا تَنْصِبُ الْمُبْتَدَأَ وَالْخَبَرَ عَلَى أَنَّهُمَا مَفْعُولَانِ لَهَا، وَهِيَ: ظَنَنْتُ، وَحَسِبْتُ، وَخِلْتُ، وَزَعَمْتُ، وَرَأَيْتُ، وَعَلِمْتُ، وَوَجَدْتُ، وَاتَّخَذْتُ، وَجَعَلْتُ، وَسَمِعْتُ؛ تَقُولُ: ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا، وَرَأَيْتُ عَمْرًا شَاخِصًا، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.
Adapun zhanantu dan saudara-saudaranya menashabkan mubtada` dan khabar karena keduanya adalah maf’ulnya. Yaitu: zhanantu, hasibtu, khiltu, za’amtu, ra`aitu, ‘alimtu, wajadtu, ja’altu, sami’tu. Contohnya, ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku menduga Zaid berdiri), رَأَيْتُ عَمْرًا شَاخِصًا (Aku melihat ‘Amr pergi), dan yang semisal itu.

Jumat, 16 Mei 2014

SAAT SEJENAK MENOREH KE BELAKANG

Ruang itu.....
senang sedih tawa tangis dan perjuangan ada disana..
rasa yang tak terukir yang tidak dapat di ungkapkan
hanya dalam rangkaian huruf yang membentuk suatu kata
yang terangkai kemudian membentuk sebuah kalimat..

Senin, 12 Mei 2014

BIARKAN SEMUANYA KELUAR



Biarkan semuanya keluar, biarkan semuanya keluar
Tak perlu berpura-pura menampakkan diri bahwa kau kuat
Seseorang menggambar sebuah graffiti bunga di dinding, dan gambar itu bergerak

Sabtu, 10 Mei 2014

ANDAI AL-QUR'AN BISA BICARA



Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku

Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari

Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Selasa, 06 Mei 2014

Yaa Rabbi...

Hanya Engkaulah yang berhak atas nasehat dan pertimbangan
Engkaulah yang punya pengertian
dan berhak atas penghakiman

Siapakah Aku ini 


Silemah yang hanya bisa mengeluhkan gundah

Sabtu, 03 Mei 2014

Menjemput Rezeki



Setengah jam menjelang adzan Dzuhur, dari kejauhan mata saya menangkap sosok tua dengan pikulan yang membebani pundaknya. Dari bentuk yang dipikulnya, saya hapal betul apa yang dijajakannya, penganan langka yang menjadi kegemaran saya di masa kecil. Segera saya hampiri dan benarlah, yang dijajakannya adalah kue rangi, terbuat dari sagu dan kelapa yang setelah dimasak dibumbui gula merah yang dikentalkan. Nikmat, pasti.

Satu yang paling khas dari penganan ini selain bentuknya yang kecil-kecil dan murah, kebanyakan penjualnya adalah mereka yang sudah berusia lanjut. "Tiga puluh tahun lebih bapak jualan kue rangi," akunya kepada saya yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraan bisa menemukan jajanan masa kecil ini. Sebab, sudah sangat langka penjual kue rangi ini, kalau pun ada sangat sedikit yang masih menggunakan pikulan dan pemanggang yang menggunakan bara arang sebagai pemanasnya.

Jumat, 02 Mei 2014

Siapakah Aku? Bodohkah Aku? Munafikkah Aku?

Dalam do'a
Ku memohon perlindunganMu
Dalam tangis
Ku memohon ampunan padaMu

Tiada arti
Tiada tahu bersyukur
PerlindunganMu ku balas kekecewaan
AmpunanMu ku balas dengan dosa




Lanjutan

Episode 2

http://www.youtube.com/watch?v=RJm_NPNofCs

klik saje link_nya...

Syukron